Bila pemerintah serius dan mulai mencicil pembangunan infrastruktur mobil listrik dari sekarang, 10 tahun lagi Indonesia dipercaya bisa menikmati hadirnya mobil listrik tanpa hambatan.
Sementara untuk mobil hibrida, Indonesia diprediksi bisa menikmatinya lebih cepat dari tenggat waktu tadi asalkan pemerintah mau memberikan insentif terhadap mobil ramah lingkungan.
Demikian diungkapkan Wakil Presiden Asia Pasifik bidang Otomotif dan Transportasi dari Frost & Sullivan, Vivek Vaidya di HotelIntercontinental Mid-Plaza, Jalan Sudirman,Jakarta, Selasa (25/1/2011).
"Hibrida tidak perlu alat khusus dan cocok untuk situasi jalan yang stop and go seperti Jakarta. Untuk mobil hibrida kita siap. Hanya harganya saja yang tidak siap. Disini pemerintah Indonesia harus bergerak memberi insentif," ujarnya.
Sementara untuk mobil listrik menurut Vaidya lebih rumit lagi. Sebab pemerintah harus membangun fasilitas penunjangnya terutama tempat isi ulang tenaga (charge).
"Stasiun pengisian baterai harus ada dibanyak tempat. Kalau pemerintah mau susah payah dari sekarang, 5-10 tahun lagi kita sudah bisa menikmatinya," jelas Vaidya.
Tapi masalahnya menurut Vaidya belum tampak keseriusan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan mobil-mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik ini.
Alhasil, prediksi Vaidya tersebut pun nampaknya masih jauh untuk diwujudkan. Sebab jangankan fasilitas pengisian listrik untuk mobil listrik, SPBU yang menjual bensin berkualitas seperti Pertamax dan Pertamax Plus saja hingga saat ini belum merata di seluruh wilayah Indonesia.
"Saya sepakat dengan Vaidya. Sangat sulit untuk mobil listrik kalau situasinya masih seperti sekarang ini," timpal Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto ditempat yang sama.
0 comments:
Post a Comment